Kita memasuki fase kampret dimana ketika kita mengajak teman untuk kumpul, mereka selalu menjawab, “Sorry bro, nggak bisa. Gue musti belajar buat UN nih.”
Kita memasuki fase paling kampret
di mana kata-kata, “kita udahan dulu ya, aku mau fokus UN,” menjadi nge-tren
belakangan ini.
Dan berbahagialah bagi kalian
yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
Berhubung sebentar lagi gue dan
teman-teman SMA lain memasuki tahap paling akhir di sekolah, kami pun mulai
melakukan persiapan, seperti belajar dan
latihan soal misalnya, untuk menghadapi Ujian Nasional. Tapi tidak seperti yang
lain, “KAMI” yang gue tulis tadi tidak termasuk “GUE” di dalamnya. Sebab, ketika
gue melihat orang lain sedang belajar, gue malah enggan untuk duduk diam sambil
mengotak-atik soal. Tak Tahan! Toh juga UN
untuk apa? Selain untuk mengisi SKHUN supaya tidak kosong, apalagi fungsinya?
Kalaupun nilai UN kamu kurang
memuaskan, kamu masih bisa memperbaiki di kampus. Karena setelah lulus kuliah,
ijazah sekolahmu tidak akan dilihat lagi.
Kecuali kalau kamu mau ikut
Pilkada.
Tapi bukan berarti gue bisa
santai-santai menjelang UN. Gue juga harus melakukan banyak persiapan. Seperti
menulis dan mengingat apa saja yang udah gue lewatin 3 tahun ini. Sebab 3 tahun
udah cukup bagi anak SMP untuk berkumis dan berjakun. 3 tahun udah cukup bagi
bayi untuk bisa berdiri, berjalan, berbicara, hingga mencoret-coret mobil
ayahnya. Dan 3 tahun udah lebih dari cukup bagi sepasang remaja untuk putus
nyambung hingga 162 kali, temen gue contohnya. See? 3 tahun bukanlah waktu yang
sebentar. Ada banyak perubahan-perubahan yang kita alami selama 3 tahun itu,
baik yang disadari maupun tidak.
Berbicara soal masa-masa
terakhir, gue rasa nggak ada yang bisa gue lakukan selain menikmatinya. Karena setelah ini kita semua pasti akan
berpisah. Dan beradaptasi di lingkungan baru nantinya bukanlah hal sulit buat
gue. Yang sulit adalah bagaimana gue bisa menjaga komunikasi dengan kawan-kawan
agar tidak bener-bener berpisah. Karena
tidak enak rasanya melihat kawan yang kemana-mana biasa bersama malah jadi
canggung saat bertemu nanti.
Gue jadi teringat awal-awal gue
pindah ke Purwokerto. Gue yang saat itu bener-bener homesick akibat takut dilupain sama kawan-kawan gue di sana
berdampak pada adaptasi gue di sini. Gue jadi sangat sulit mendapat teman.
Kalaupun ada, gue masih merasa kosong. Hingga akhirnya, perlahan namun pasti,
gue mencoba merelakan. Untuk mereka yang berkata bahwa gue orangnya pendiam,
gue diam untuk mengobservasi dan saat itu gue emang lagi mengamati mana yang
kira-kira sepemikiran dengan gue. Untuk masuk ke sebuah lingkaran tidak bisa
langsung ke titik tengah lingkaran tersebut, kita harus ke garis terluarnya
dulu. Itu cara adaptasi yang gue lakukan. Mengamati-ketemu-pepet-tidak cocok-mencari-mengamati
lagi-ketemu-pepet-cocok-sikat!
Hingga akhirnya gue nemu satu
orang di kelas, yang menjadi sohib gue juga nantinya, lalu hal yang pertama kali muncul dalam pikiran gue adalah, “kampret!
Kenapa baru sekarang nemunya?”
Setelah ketemu satu orang, tahap
selanjutnya adalah: berkenalan dengan teman-temannya.
Karena gue selalu sama dia di
sekolah, lama kelamaan gue pun mulai kenal dengan yang lainnya. Bahkan hingga
ke teman-teman yang beda sekolah. Ngobrol aja, mengalir tanpa tanya nama dulu.
Nanti juga suatu saat akan tau siapa namanya. Lalu,
“Jackpot! That’s how you build
relations!”
Mulai saat itu lah gue
menemukan tempat nyaman gue kembali. Hal-hal yang tadinya hilang dari diri gue
pun muncul kembali. Meski memang banyak yang berubah dari gue, tapi di sini gue
menemukan apa yang gue cari. Namun, kemanapun kita pergi, fakta selalu berjalan beriringan. Sedih rasanya mengingat gue harus kembali
mencari tempat baru setelah lulus SMA nanti.
Terulang lagi. Di tempat dan
waktu yang berbeda, gue lagi-lagi menikmati masa-masa itu gitu aja. Tanpa sadar
kalo gue sebenarnya membuat 'kenangan' di sini. Dan tanpa sadar, sebentar lagi waktunya akan habis. Kenangan
terbaik kadang terjadi tanpa perlu pikir panjang. Kalau kamu ingin lompat untuk
mencari tau apa yang ada di sana, lompatlah! Soal kamu menemukan apa yang kamu
cari atau tidak, itu urusan belakangan. Lakukan saja selagi sempat. Sebelum terlambat.
0 komentar:
Posting Komentar