Belajar Fotografi


Akhir-akhir ini lagi seneng banget sama hal-hal yang berbau fotografi. Karena penasaran, gue langsung minta ajarin ke orang yang ngerti fotografi. Namanya abang atau biasa gue panggil mas. Baru juga mulai langsung diajarin mode manual. "Langsung yang manual aja biar keliatan pro" gitu katanya. Akibatnya gue jadi nggak terlalu ngerti fungsi dari efek-efeknya apa aja. Sisi baiknya ya gue jadi pro *maksa*.

Sebenernya emang enakan pake manual langsung sih. Kita jadi bisa ngatur semuanya sesuai kemauan kita. Ribet nggak sih ngaturnya? Apa aja yang harus diatur? Terus gimana caranya dapet jepretan yang bagus kalo pake yang manual? Jawabannya simple, belajar. Nah apa aja yang harus dipelajarin?

1. White Balance

White Balance (disingkat WB) adalah setting-an kamera untuk menangkap warna saat memotret sehingga hasil jepretannya itu keliatan se-real mungkin. Atau bisa juga diartiin sebagai penetralisir warna biar warnanya itu netral dan jelas. Lensa kamera nggak secanggih lensa mata kita. Apa yang kita liat putih bagi kita belum tentu terlihat putih pada kamera. Tujuan White Balance sendiri adalah untuk memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah, biru terlihat biru. Cara ngatur WB sendiri itu gimana? Gini:

Auto – Biar cepet pake ini aja.

Tungsten – Simbolnya bohlam. Cocok digunakan buat memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam. Biasanya digunain untuk jepretan indoor. Warna cahaya lampu (kuning pucat) dinetralisir jadi agak biru. Bahasa lainnya didinginkan.

Fluorescent – Simbolnya lampu neon. Gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon. Kebalikan dari Tungsten, Fluorescent menetralisir warna yang agak biru menjadi kuning pucat.

Daylight – Simbolnya matahari. Gunakan saat berada di bawah sinar matahari (outdoor).

Cloudy – Disimbolkan dengan awan. Gunakan saat memotret di cuaca mendung. Mode ini menciptakan sedikit warming effect pada gambar.

Flash – Simbolnya kilat. Digunakan kalo kamu ngaktifin lampu flash (strobe) kamu. Mode ini mengkompensasi cahaya dingin dari flash dengan memasukkan warming effect dalam gambar.

Shade – Biasanya simbolnya rumah atau pohon. Mode ini berguna untuk memotret di area yang teduh. Kayak misalnya di teras rumah, di bawah pohon, dll. Indoor/Outdoor bisa, asal berada di daerah bayangan bukan di bawah sinar matahari langsung.
Ini bedanya.
Grafik White Balance dengan temperatur Kelvin.

2. Focus

Gue rasa yang ini nggak perlu dijelasin, karena rata-rata orang pasti udah tau apa itu focus. 2015 masih nggak tau cara ngatur focus? Gini, puter aja ring focus nya. Sebenernya enakan pake manual focus, kita bisa ngatur focus sesuai kemauan kita. Terutama pada saat cahaya minim, atau mau motret macro, itu lebih jelas. kalo mau motret gambar yang lagi gerak itu mending pake Auto Focus (disingkat AF). Ada beberapa jenis Auto Focus, diantaranya:

One Shot AF - Mode yang paling mainstream. Karena nggak mau ribet ngatur focus, biasanya orang langsung pake ini.

AI Servo -  Mode ini digunakan untuk benda yang gerak, misalnya orang lagi lari, olahraga, burung, dll. Mode ini enak dipake karena lebih gampang buat nge-freeze objek-objek yang nggak bisa diem. Saran gue kalo mau motret benda yang bergerak ya mending pake ini. Daripada ribet ngatur manual focus, nanti ketinggalan moment penting.

AI Focus - Gabungan dari One Shot AF dan AI Servo. Bisa buat motret benda yang lagi diem maupun bergerak.

3. Aperture

Gue biasa nyebutnya dengan diafragma, karena lebih gampang. Aperture atau diafragma ini adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa). Aperture ini dinyatakan dengan satuan f-stop. Fungsi dari aperture ini adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang di depan sensor terbuka. Jadi, semakin besar nilai F-nya, akan semakin diameter/diafragmanya terbuka, begitu juga sebaliknya. Kalo lubangnya semakin besar otomatis cahaya yang masuk juga pasti semakin banyak dong.
Aperture/Diafragma (Bukaan Lensa).

4. Depth of Field

Kalo dibahasa Indonesiakan artinya ruang tajam. Di mana ada Aperture, di situ ada Depth of Field (DOF). DOF sendiri bisa diartikan sebagai ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. DOF yang lebar berarti sebagian besar obyek foto akan terlihat tajam dan fokus. Kebalikannya, DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian objek pada titik tertentu aja yang tajam, sementara sisanya blur. Semakin kecil aperture nya akan semakin lebar DOF yang didapat, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan Depth Of Field, semakin kecil aperture akan semakin tajam.
Kayanya kepanjangan kalo gue jelasin semuanya. Gue juga (sok) sibuk. Udah mau UN juga, jadi harus belajar dimana-mana. Masih ada sekitar 2 point lagi (kalo nggak salah). Minggu depan bakal gue share lagi! Jadi, yak, to be continued...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Main-main ke twitter gue juga ya!

Gregoby: Blogger paruh waktu

Gregoby adalah blog manusia modern yang hidupnya masih nomaden. Dikelola langsung sama orang paling keren di keluarganya. Lahir di Jakarta, orang tua dari Jawa, tapi biasa dikira "Orang Ambon."

Sesuai tajuk, Gregoby juga dapat berfungsi sebagai blogger paruh waktu. Sehingga jadwal menulis tidak dapat ditentukan dan tidak ada batasan isu di dalam tulisan, semua tergantung moment, peristiwa, fenomena terhadap nomena, arah mata angin, atau bahkan isu global.

Kalo ketemu di jalan, sapa aja. Orangnya ramah banget kok, dipanggil ganteng aja nengok.

Bacanya dari kiri ke kanan ya. Happy Reading!
Enjoy!

Contact Person

Nama

Email *

Pesan *